Cepetan
Om mau keluar nih...... Suatu waktu, pas aku lagi kluar kota, malemnya gak ada
kegiatan. Kbetulan hotel tempat aku nginep dekat ma kampus universitas terkenal
di kota itu. Malemnya, karena gak ada kegiatan, aku iseng menuju ke warnet yang
terletak dekat hotel, persis disebrang universitas tersebut. Biasanya kalo
malem gini, psti banyak mahaiswa dan mahaiswi yang lagi di warnet. Cuma ketika
aku ke warnet dah cukup larut, dah ampir jam 10 malem. Kata bellboy hotel,
warnet tu buka 24 jam. Sampe disana, warnet dah sepi, tapi aku lihat dipojokan
masih ada prempuan abg lagi didepan komputer. aku minta petugas warnet komputer
disebelah tu abg, dibolehin ma yang jaga. Aku duduk disebelahnya, aku senyum
ketika dia noleh ke aku. Manis juga ni akan, dia pake jins dan blus tengan
panjang. Karena blusnya ketat, tercetaklah sepasang toket yang lumayan besar.
Dia juga senyum. “Sendirian aja nih”, sapaku. “Berdua ma om kan”. Aku senyum,
brani juga ni anak. “Tumben si kesini om”. “Aku dari luar kota, malem gini gak
ada kerjaan, ya aku mampir ja ke warnet, kan bisa browsing”. “Om suka browsing
apaan”. “Yang seru2″. “apaan tu om”. “Ya udah kamu logout ja, kita browsing bareng,
pake 1 komputer ja, nanti aq cari situs2nya”. Dia mematikan sambungan
internetnya, dan duduk disebelahku. Karena tempatnya sepit, jadi agak
berdesakan. “Kamu namanya siapa? aku edo”. “ayu om”. “Kamu skola disini juga
ya”. “Iya om”. “Dah semester brapa”. “Baru masuk”. “Wah masi abg banget ya”.
“La iyalah om, kan baru lulus smu, skarang kuliah disini”. Aku membuka satu
situs dewasa, “Kamu mo liat gambar atau video?” “Video lah om, kan lebi life”.
“Cuman donlodnya suka lama”. “Ya gak apa, nunggunya kan bisa ngobrol”. “Mangnya
gak dicariin”. “Dicariin sapa om, aku kos kok”. Aku membuka situs dan mengklik
movie, aku milih satu thread dan mulai donlod. Karena kebetulan warnet dah
tinggal kita ber2, ditambah petugasnya, donlodnya jadi lumayan cepet. Abg lagi
maen ma om2, “Gede banget ya om kontolnya”, kata ayu tanpa tedeng aling2.
“Pernah gini Yu”. “Om mo tau aja”. “Kayanya pernah ya Yu”. Ayu diam saja,
matanya menatap layar monitor. Aku tidak menya2kan kesempatan ini, kuelus
pahanya. “Om, geli ah”, ayu menggeliat tapi tetep saja menatap layar monitor.
Pahanya terus saja kuelus2, tangan kuselipkan diantara ke 2 pahanya, tanpa
sadar Ayu membuka pahanya. Aku menggosok pahanya makin keatas kearah
slangkangannya. Karena tempatnya sempit, Ayu gak bisa mengangkangkan pahanya
lebar2. Tanganku pindah sasaran, kuelus toketnya yang membusung. Ayu kaget
karena aku meremas perlahan toketnya, “Om…” dia melenguh tetapi tetep saja
matanya menatap layar komputer. “Wah abis om, cari yan lan lagi dong om, yang
seru kaya gini”. Aku mengklik film brikutnya. Sembari nunggu donlod, aku
meremes toketnya lagi. “Toket kamu besar dan kencang Yu, sering diremes2 ya”.
“Om iseng ih”. “Tapi kamu suka kan”, jawabku sembari terus meremes toketnya.
Ayu membiarkan ulahku, kebetulan donlod dah slesai, Ayu kembali menatap
tayangan di monitor tv, aku makin gencar merems2 toketnya. “Yu, aku ngaceng
nih”, bisikku sembari mencium pipinya. “ke hotelku yuk”. “Tanggung om, ampe
filmnya abis ya”. Wah asik juga nih, ajakanku dia iyakan. Aku terus saja
meremas2 toketnya, Ayu mulai terangsang karena ulahku, lagian pengaruh film
bokep mulai merasuk pada dirinya. Akhirnya filmnya slesai juga. “Jadi Yu, ikut
aku ke hotel”. “Yuk om, aku juga pengen neh”. Aku menyelesaikan bayaran 2
komputer yang Ayu dan aku pake, aku menggandengnya kluar warnet dan berjalan
menuju ke hotel. Gak jauh si jaraknya dari warnet. Ketika lewat resto yang masi
buka, “Kamu laper gak Yu, kalo laper cari makan dulu yuk”. Ayu mengiyakan
ajakanku, mampirlah kita diresto itu, dah sepi, kami pesan makanan dan minuman.
Karena sepi, pesanan cepet dihidangkannya. Sembari makan Ayu crita lebi banyak
tentang dirinya. Rupanya dia sering ngen tot ma cowoknya, mahasiwa kakak
kelasnya. Ya dikosnya bebas, jadi mudah aja cowoknya nginep dan ngen totin Ayu.
“Kamu kok mau aku ajak ke hotel Yu”. “Kata temenku, ngen tot ma om2 lebi nikmat
dario ma cowok ndiri. Makanya aku penasaran, pengen nobain ngen tot ma om.
Bener ya om bisa bikin aku nikmat”. “Ntar kamu rasain ndiri ja”. Kami makan
santai saja sembari ngobrol, becanda. Makin dilihat Ayu makin bikin napsu aku.
kalo dia tertawa, toket montoknya ikut berguncang2, padahal kliatan dia pake
bra. “Toket kamu besar ya Yu, kalo kamu ketawa sampe ikutan bergerak.
Keseringan diremes ya”. “Iya om, hobi banget cowokku ngeremes dan ngemut pentil
aku”. “Kamu gak ada jadwal ngen tot ma cowok kamu malem ini”. “dia lagi kluar
kota om, kebetulan ktemu ma om, aku suka ngeliat om, ganteng, atletislagi
badannya, mudahan ja kontol om perkasa”. Selesai makan, aku membayar billnya,
trus kita menuju ke hotelku. Di kamar, Ayu kurangkul. Sebuah ciuman mendarat
dipipinya. Aku menggandengnya dan duduk di sofa empuk yang ada di kamar. Kamar
hotelnya cukup besar, berisi satu tempat tidur besar dan seperangkat sofa,
selain meja rias. Aku mengambil minuman kaleng dari minibar, kubuka dan
kuberikan kepadanya. “Ayo minum, santai saja, mau mandi dulu enggak, kan tadi
panas diluar”, kataku sambil menepuk2 pahanya. Sambil tersenyum-senyum aku
berlalu ke kamar mandi. Gak lama kemudian, aku keluar dari kamar mandi hanya
dengan bersarungkan handuk dipinggang. “Gantian deh mandi biar segar”. Di kamar
mandi, di bawah shower, Ayu mengelus2 toketnya dengan busa sabun, demikian pula
dengan jembut dan memeknya, sehingga napsunya menjadi ber kobar2. Selesai mandi
Ayu kluar hanya pake daleman yang seksi, bra dan CD mini yang tipis model
bikini, sehingga bra hanya ditalikan di belakang leher dan punggungnya, sedang
CD mininya ditalikan di kiri dan kanannya. Karena branya tipis, otomatis
pentilnya yang sudah mengeras menonjol sekali, demikian juga jembutnya yang
lebat sangat berbayang dengan CD tipis itu. Karena bentuknya yang mini,
jembutnya menyembul di bagian atas, kiri dan kanan CDnya. aku yang sedang duduk
di sofa membelalakkan mata ketika melihat dia keluar dari kamar mandi hanya
berbalut bikini tipis dan seksi itu. “Lama sekali sih mandinya, pasti deh
ngelus2 diri sendiri, ya. Kamu cantik sekali Yu, seksi sekali” katanya. Dia
duduk disebelahnya dan menjawab “Habis om sih mandinya gak ngajak2, sehingga
terpaksa Ayu ngelus2 sendiri. Om suka kan ngeliat Ayu pakai bikini seperti
ini”. “Suka banget, kamu napsuin deh Yu”. “Udah ngaceng dong om”. Ayu yakin
melihat pemandangan yang menggairahkan ini pasti mengungkit nafsuku. Kontolku
terlihat mulai bergerak-gerak dibalik handuk yang disarungkan dipinggangku.”Ayu
tahu, pasti om suka, tak usah khawatir, kan malem ini sepenuhnya milik kita.”
Aku lalu mencium pipinya. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat
berpagutan. Ayu kurengkuh dengan ketat kedalam pelukanku. Tanganku mulai
bergerilya me remas2 toketnya. Pentilnya yang sudah mengeras kupelintir2 dari
balik bra tipisnya, Ini membuat rangsangan yang lebih hebat lagi buat Ayu. Ayu
menggeliat-geliat sambil mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku .
Lidahnya menerobos mulutku dan bergulat dengan lidahku. Tangannya pun aktif
menerobos handuk yang kukenakan dan me remas2 kontolku yang sudah mulai ngaceng
itu. “Om gede banget kontolku, pasti om kuat deh ngen totnya. Kita all nite
long ya om”. Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya
yang mulus. Aku menikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal
pahanya, Ayu membuka pahanya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak.
Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan memeknya yang masih tertutup CD
bikini tipis. Jariku menelikung ke balik CDnya dan menyentuh bibir memeknya dan
menggosok2 itilnya. Ayu mengaduh tetapi segera kubungkam oleh permainan
lidahku. Badannya mulai menggeletar menahan nafsu yang semakin meningkat.
Tangannya terus menggenggam kontolku yang besar dan panjang itu. “Om, besar
banget sih kontolku, dipakaiin obat apa sih sampai besar begini”, katanya
sambil mengocok lembut kontolku. “Kamu sukakan sama kontolku”, bukan menjawab
dia malah balik bertanya. “Suka banget om, kalau sudah masuk semua rasanya
memek Ayu sesak deh kemasukan kontol om, apalagi kalau udah om enjot, gesekan
kontol om ke memek Ayu terasa banget. Ayu udah gak sabar nih om, udah pengen
ngerasain kontol om nggesek memek Ayu”. jawabnya penuh napsu. Kocokan lembut
jari-jarinya itu membuat kontolku semakin ngaceng mengeras. Aku
mengerang-ngerang nikmat. Aku mulai menjilati dagu dan lehernya dan sejalan
dengan itu bibir mungilnya itu menyentuh pentilku. Lidahnya bergerak lincah
menjilatinya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tangannya makin cepat
mengocok kontolku yang semakin berdenyut-denyut ngaceng. “Ayo ke ranjang”,
bisikku, “Kita tuntaskan permainan kita.” Ayu bangkit berdiri, aku memeluknya.
Kuangkat tubuhnya dan lidahku yang terus menerabas lehernya membuat nafasnya
terengah-engah nikmat. Toketnya lembut menempel lekat di dadaku. Ayu kurebahkan
di tempat tidur yang lebar dan empuk, aku menarik pengikat bra dan CDnya. Ayu
biarkan aku melakukan semuanya sambil ber desah2 menahan napsunya yang makin
menggila. Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, aku
mundur dan memandangi tubuhnya yang telentang bertelanjang bulat, bersih dan
wangi sabun karena habis mandi. Aku memandangi rambutnya yang kepirangan
tergerai sampai kepundak, toketnya yang padat dengan pentil yang sudah
mengeras, perutnya yang rata dengan lekukan pusernya, pahanya yang mulus dengan
pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang bulat padat dan di
sela paha itu terlihat gundukan hitam lebat jembutnya. “Ngapain om hanya
dilihatin saja,” protesnya. “Aku kagum akan keindahan tubuhmu Yu”, jawabku.
“Semuanya ini milik om malem ini”, katanya sambil merentangkan tangannya. Aku
mendekat dan duduk dipinggir tempat tidur. Ayu kupeluk dengan erat. “Om, Ayu
mau menjilati om, gantian ya”, katanya. Aku berbaring, kemudian mulutnya mulai
menjelajahi seluruh dada termasuk pentilku dan perutku, terus menurun ke bawah
mendekati pusar dan pangkal pahanya. Dengan lincah Ayu melepaskan belitan
handuk dipinggangku. kontolku yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiri
tegak. Dengan mulut ditangkapnya kepala kontolku itu. Lidahnya dengan lincah
memutar- mutar kontolku dalam mulutnya. Aku mengerang-ngerang nikmat menahan
semua sensasi itu. Puas mempermainkan kontolku Ayu merebahkan diri di
sampingku. Aku mulai beraksi.Kusergap toket kanannya sembari tangan kananku
meremas-remas toket kirinya. Bibirku mengulum pentil toketnyau yang mengeras
itu. Toketnya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas toket kanan
mulutku beralih ke toket kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku turun ke
perutnya. Ayu menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin
menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan kujulurkan lidahku ke dalam
pusarnya. “Auu..” Ayu mengerang, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.
Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya membuka
dengan sendirinya, menampakkan memeknya yang telah merekah dan basah. Jembut
yang hitam lebat melingkupi memek yang kemerah-merahan itu. Aku mendekatkan
mulutku ke memeknya dan dengan perlahan lidahku menyuruk ke dalam memeknya yang
telah basah membanjir itu. Ayu menjerit dan spontan duduk sambil menekan
kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat
seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin
lebar membuka. “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras. Aku terus mempermainkan
itilnya dengan lidah. Ayu menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku
erat-erat. Ayu melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan memeknya.
Ayu sudah nyampe yang pertama. Aku berhenti sejenak membiarkan Ayu
menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif
dari tubuhnya. Kembali erangannya terdengar tanda napsunya mulai menaik lagi.
Tangannya menjulur mencari-cari batang kontolku. kontolku telah ngaceng sekeras
beton. Ayu meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun
butuh penyelesaian. Ayu kudorong sehingga rebah ke kasur empuk. Perlahan-lahan
aku naik ke atasnya. Ayu membuka pahanya lebar-lebar siap menerima masuknya
kontolku. Kepalanya bergerak-gerak, mulutnya terus menggumam. Matanya terpejam
menunggu. Aku menurunkan pantatku. kontolku berkilat-kilat dengan kepalanya
yang memerah siap menjalankan tugasnya. aku mengusap-usapkan kontolku di bibir
memeknya. Ayu semakin menggelinjang. “Cepat om. Ayu sudah nggak tahan!”
jeritku. Aku menurunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESS! kontolku
menerobos memeknya diiringi jeritannya. Ayu tidak perduli apakah tamu disebelah
kamar mendengar jeritannya atau tidak. Aku berhenti sebentar membiarkan Ayu
menikmatinya. Lalu kutekan lagi dengan keras sehingga kontolku yang panjang dan
besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang memekku. Ayu
menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar kontolnya masuk lebih dalam lagi.
Ayu terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahan
aku mulai mengenjotkan kontolku. Pantatnya diputar-putar untuk memperbesar rasa
nikmat. Toketnya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di memeknya.
Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis menahankan rasa nikmat.
Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi jeritan. Aku
membungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di
bawah sana kontolku leluasa bertarung dengan memeknya. “OH..”, erangnya, “Lebih
keras om, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!” Tangannya melingkar
merangkul ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. pahanya semakin lebar
mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir memeknya seirama dengan enjotan
kontolku. “Aku mau ngecret, Yu”, bisikku di sela-sela nafasnya memburu. “Ayu
juga om”, sahutnya, “Di dalam aja om ngecretnya. Ayu ingin om ngecret di
dalam.” Aku mempercepat enjotan kontolku. Keringatku mengalir dan menyatu
dengan keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkam
kedua toketnya. Diiringi geraman keras aku menghentakkan pantatku dan kontolku
terbenam sedalam-dalamnya. Pejuku memancar deras. Ayu pun melolong panjang dan
menghentakkan pantatnya ke atas menerima kontolku sedalam-dalamnya. Kedua
pahanya naik dan membelit pantatku. Ayu pun mencapai puncaknya. kontolku
berdenyut-denyut memuntahkan pejuku ke dalam memeknya. Sekitar sepuluh menit
kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan- lahan aku
mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena napsu yang
telah terpuaskan. Aku tersenyum dan membelai wajahnya. “om hebat sekali”,
katanya, “Rasanya lebih nikmat dari dien tot cowokku deh”. “Kamu juga luar
biasa Yu, aku sungguh puas karena kamu lebih binal dari cewek abg laen yang
pernah aku en totin, itu yang membuat napsuku juga berkobar2. Kamu tidak
menyesal kan Yu ngen tot denganku?” “Tidak, Ayu malah pengen dipuasin lagi.”
“Jangan kawatir, stok pejuku masih banyak” . Aku mencabut kontolku dan rebah di
sampingnya. Kami beralih ke kamar mandi. Aku memandikannya di shower. Kedua
tanganku menyabuni seluruh tubuhnya, toket, puser, jembut dan memeknya menjadi
sasaran elusan tanganku yang dipenuhi busa sabun. Gesekan, rabaan dan remasan
tanganku akhirnya merangsang napsunya kembali. “om, Ayu sudah napsu lagi,
pengen ngerasain kontol om keluar masuk dimemek Ayu lagi”, katanya sambil
meremas2 kontolku yang juga mulai mengeras. “Iya Yu, sambil ngeremas2 toketmu,
aku juga napsu, main lagi yuk, tapi di kamar mandi ya”., jawabku. dalam waktu
singkat Ayu sudah membuat kontolku ngaceng lagi, keras sekali kontolku ketika
dikocok2nya. Aku duduk di atas closet dengan kontolku yang sudah ngaceng
mengacung tegak ke atas. Ayu mengangkangkan pahanya dan mendekatinya dari
depan, siap-siap untuk dien tot. Ayu sudah duduk merapat di pahaku. kontolku
yang sudah ngaceng tanpa halangan langsung menerobos memeknya, bersarang
sedalam-dalamnya. Ayu kusuruh segera menggoyang pantatnya. Terasa nikmat
sekali. Kedua toketnya kuremas2 dengan penuh napsu. Aku juga mengenjotkan
kontolku kedepan kebelakang, walaupun dalam gerakan yang terbatas, tapi ini
membuat ayu mengerang keras dan sudah terasa mau nyampe lagi. Hebat benar
napsunya, baru sebentar goyang sudah mau nyampe saking nikmatnya. Ayu menjadi
semakin liar dalam menggoyang pantatnya. Ayu sudah makin terangsang sehingga
akhirnya badannya mengejang-ngejang diiringi erangan kenikmatan. “Auu.. om!”
jeritnya. Untuk beberapa saat kami terdiam. Aku memeluknya erat-erat. “Yu, aku
belum ngecret kok kamu udah nyampe. “Habis, nikmat banget sih rasanya kontol om
nyodok2 memek Ayu”. “Kita terusin ya Yu”, ayu hanya mengangguk lemas. Aku
mengajaknya berdiri dan menyuruhnya membungkuk di wastafel dan membuka pahanya
lebar2. Aku mendekat dari belakang. Tanganku menyapu lembut pantatnya yang
mulus tapi padat. Ayu menggigit bibirnya dan menahan napas, tak sabar menanti
masuknya kontolku yang masih keras. Tanganku melingkari kedua pahanya lalu
kuarahkan kontolku ke memeknya. Perlahan-lahan kepala kontolku yang melebar dan
berwarna merah mengkilap itu menerobos memeknya. Ayu mendongak dan mendesis
kenikmatan. Sejenak aku berhenti dan membiarkan ayu menikmatinya, lalu mendadak
kuhentakkan pantatku keras ke depan. Sehingga terbenamlah seluruh kontolku di
memeknya. “Aacchh..!!”, ayu mengerang keras. Rambutnya kujambak sehingga
wajahnya mendongak ke atas. Sambil terus menggenjot memeknya, aku meremas2
kedua toketnya yang berguncang2 karena enjotanku yang keras, seirama dengan
keluar masuknya kontolku di memeknya. Terdengar bunyi kecipak cairan memeknya,
ayu pun terus mendesah dan melenguh. Mendengar itu semua, aku semakin bernafsu.
Enjotan kontol kupercepat, sehingga erangan dan lenguhannya makin menjadi2.
“Oohh..! Lebih keras om. Ayo, cepat. Cepat. Lebih keras lagii!” Keringatku
deras menetesi punggung dan dadanya. Wajahnya pun telah basah oleh keringat.
Rambutnya semakin keras kusentak. Kepalanya semakin mendongak. Dan akhirnya
dengan satu sentakan keras, aku membenamkan kontolku sedalam-dalamnya. Ayu
menjerit karena kembali nyampe untuk yang kedua kalinya. Aku terus meremas2
toketnya dengan penuh nafsu. Aku pun makin keras menghentakkan kontolku keluar
masuk memeknya sampai akhirnya pejuku menyemprot dengan derasnya di dalam
memeknya. Rasanya tak ada habis-habisnya. Dengan lemas ayu rebah di wastafel
dan aku menelungkup di atas punggungnya. Beberapa saat kami diam di tempat
dengan kontolku yang masih menancap di memeknya. Kemudian aku membimbingnya ke
shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air
hangat. Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta diisi, padahal dah
makan besar sebelum ke hotel. Kembali lagi enersiku terkuras ngen totin Ayu.
Aku keluar lebih dulu, aku menelpon room service untuk memesan makanan kecil
dan minumannya. Kemudian aku kembali ke kamar mandi dan memeluknya yang masih
berada dibawah shower air hangat. “Yu, nikmat sekali ngen tot dengan kamu”.
“iya om, Ayu juga nikmat sekali, masih ada ronde ketiga kan om?”. “Pasti dong”.
Terdengar bel pintu, aku menyarungkan handuk di pinggangku dan keluar kamar
mandi, ternyata room service. Setelah itu aku kembali ke kamar mandi, shower
dah dimatikan dan ayu lagi mengeringkan badannya dengan handuk. Aku pun keluar
dari kamar mandi bersama dengan ayu, terbungkus handuk. Kita duduk di sofa.
Kami makan makanan kecil sambil berpelukan. Nyaman rasanya dalam keadaan yang
hampir telanjang berpelukan (kaya teletubies aja ya). Ayu menyandar di dadaku
yang bidang. “om, Ayu bahagia sekali dengan om, mau rasanya Ayu jadi istrinya
om, supaya bisa ngerasaain dien tot sampai lemas”, sambil engelus2 pentilku.
Aku mengangkat dagunya dan mencium bibirnya dengan mesra sekali. Selesai makan,
kembali kamu berpelukan di tempat tidur walaupun seprei sudah kucel akibat
pertempuran seru tadi, toh sebentar lagi kami akan membuat seprei itu lebih kucel..
lagi. Ayu berbaring dipelukanku, rambutnya yang basah kuelus2. Karena kenyang,
lemas dan nyaman, ayu sampai tertidur dipelukanku. Setelah kubiarkan beberapa
lama, ayu terbangun karena keningnya kucium dengan lembut. “Kamu tidur pules
sekali Yu, gimana masih mau lagi tidak?” tanyaku sambil tersenyum. Ayu
menggeliat, terbangun dan menuju ke kamar mandi karena ingin kencing.
Selesainya ayu kembali ke pelukanku. Handphoneku berbunyi, aku bangun dan
mengambil hp. Terus aku duduk disebelahnya di tempat tidur, sambil tersenyum
aku bertanya “Yu, mau main bertiga enggak?” “om, dien tot sama om saja Ayu udah
lemas begini, apalagi kalo dien tot sama 2 cowok”. “Bukan 2 cowok yang, tapi 2
cewek, gimana, tadi ada cewek yang kirim sms nanyain kenapa kok aku belum jemput
dia. Memang sih aku ngebook dia untuk malem ini, gak tau si bakalan ketemu kamu
di warnet. Dina namanya” jawabku menerangkan. “Ya terserah om aja deh”. “Ya
udah, sekarang kamu tidur2an aja lagi, aku mau jemput Dina, enggak jauh kok
tempatnya dari hotel”, kataku sambil keluar kamar. Aku kembali dengan Dina,
sepertinya Ayu ketiduran dikamar, lama baru pintunya dibuka. Ayu kuperkenalkan
dengan Dina, Dina terbelalak melihat ayu yang sudah bertelanjang bulat, dan
membuka jaketnya. Dina hanya pakai tanktop ketat dan celana pendek yang mini.
Toketnya besa. Bulu tangannya panjang2 dan kelihatan ada kumis tipis diatas
bibirnya. “Sori ya mbak, Dina enggak tahu sih kalau si oom sudah janjian dengan
mbak”, kata Dina ke Ayu. “Gak apa2 kok Din, kan si oom yang menentukan dia mau
sama siapa”, jawab Ayu. Aku keluar dari kamar mandi hanya dengan balutan
handuk, aku sudah tidak sabar lagi untuk segera ngen tot dengan Dina. Dina
segera duduk disebelahku di sofa. Aku merangkul Dina dan mencium bibirnya. aku
mulai mengelus toket Dina yang montok itu, desah nafas nikmat terdengar dari
mulut Dina. Dina pun tidak tinggal diam, tangannya menerobos handuk dan
menggenggam kontolku yang sudah ngaceng sekeras tank baja. “Besar banget kontol
oom”, kata Dina. “Memangnya kamu enggak pernah ngelihat kontol segede ini Din”,
kataku sambil meringis2 kenikmatan karena Dina mulai meremas2 kontolku.
“Ngelihat yang gede sih sering oom, tapi yang segede ini sih Dina belum pernah
lihat. Memek Dina sudah empot2an ngelihat kontol oom segede ini, udah pengen
dienjot oom”, kata Dina yang juga sudah mulai napsu. Aku makin getol meremas2
toket Dina dari luar tanktopnya. Dina segera melepas lilitan handukku sehingga
kontolku yang besar panjang itu langsung tegak menantang. Mulut Dina langsung
menyergapnya, kontolku yang sudah tegang itu langsung diemutnya. Cukup lama
Dina mengemut kontolku, sampai akhirnya aku sudah tidak dapat menahan napsuku
lagi. Segera tanktop Dina dan celana pendeknya kulepas, kemudian menyusul bra
dan CDnya sehingga Dina sudah bertelanjang bulat. Toket Dina besar dan kencang,
dihiasi dengan sepasang pentil hitam yang besar juga, mungkin karena sering
dihisap oom oom yang mengkontolinya. Jembutnya lebih lebat dari jembut Ayu,
mengitari memeknya, sehingga memeknya tertutup oleh lebatnya jembut hitam itu.
Aku menarik Dina ke tempat tidur, ayu memberi tempat untuk kamu. Aku berbaring
merapat ke Dina. Kaki kuangkat dan kugesek-gesekkan diatas paha Dina, sementara
aku kembali meremas toket Dina yang pentilnya sudah menonjol keras. Perlahan aku
turun menciumi leher Dina dan memutar-mutarkan lidahku di pentil toketnya,
sementara tanganku menjelajah ke pangkal paha Dina, menyibak jembutnya yang
hitam lebat. Aku mengusap bibir memek Dina sehingga Dina menggelinjangkan
pinggulnya. Dina memejamkan matanya menikmati sentuhan dan rangsanganku sambil
meremas2 perlahan kontolku. Aku memainkan ujung jarinya menyapu bibir memek
Dina yang sudah membasah. Pentil Dina terus kujilati bersamaan dengan menggosok
perlahan itil Dina dengan ujung jari telunjukku. Serta merta Dina menggoyangkan
pantat dan pinggulnya, menggeleparkan dan membuka lebar pahanya dan
membusungkan dadanya, sementara tangannya menggenggam erat kontolku yang
mengeras dan berdenyut-denyut. “Uuff oom, diapakan tubuhku ini,” Dina mengerang
menahan kenikmatan. Tubuhnya menggelinjang keras sekali, paha Dina bergetar
hebat dan kadang menjepit tanganku dengan erat saat jarinya masih menyentuh
itil Dina. kontolku terus dicengkeram Dina dengan keras. Aku juga terus meremas
perlahan toket Dina yang tambah mengeras dan membusung itu dengan tangan
kiriku, sementara tangan kananku terjepit diantara kedua paha Dina. Dina terus
meremas kontolku, tangan satunya memelukku erat sementara paha dan kakinya
menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan makin tak karuan,
Dina sudah nyampe sebelum dien tot. Tanpa berhenti itil Dina terus kumainkan
pelan. Ayu yang menonton adegan itu menjadi sangat terangsang sehingga memeknya
juga sudah kuyup, tetapi gilirannya belum tiba sehingga ayu harus bersabar sambil
menonton adegan super hot itu. Pentil Dina terlihat menonjol keras kecoklatan,
Dina sudah terangsang kembali. Pahanya telah dibuka lebar-lebar. Memek nya
basah, demikian pula jembut hitam lebat di seputarnya. Aku segera menaiki Dina,
kontolku yang sudah menegang diarahkan ke memek Dina. Ujung kontolku menguak
perlahan-lahan bibir memek Dina. Dina mendesah nikmat ketika aku perlahan-lahan
menyuruk memasukkan kontol yang besar itu menerobos memek Dina yang telah basah
berlendir. Ketika separuh kontolku telah menerobos memek Dina, aku berhenti
sejenak dan membiarkan Dina menikmatinya. Kulihat ekspresi wajah Dina yang
menggelinjang kenikmatan. Tangannya meremas-remas kain seprei. Dari mulutnya
keluar desah-desah nikmat. Ketika aku menikmati ekspresi penuh kenikmatan wajah
Dina di saat itulah Ayu mencium pantatku. Aku terkejut karena geli. Karena itu
aku menyodokkan kontolku dengan keras ke arah Dina. kontolku yang besar dan
panjang itu langsung menerobos memek Dina sehingga tertanam sepenuhnya. Dina
tersentak dan membelalakkan matanya sambil mengerang hebat. “Aaoohh oom”, erang
Dina penuh kenikmatan. Dina menhentak2kan pantatnya ke atas untuk menerima
kontolku sepenuhnya. Pahanya membelit pinggangku. Setelah berhenti sejenak dan
memberi kesempatan kepada Dina untuk menikmati sensasi ini, aku mulai bergerak.
kontol kuenjotkan maju mundur. Mula-mula perlahan-lahan, lalu bergerak makin
cepat. Tubuh Dina bergetar-getar seirama dengan enjotan kontolku. Mulut Dina
terbuka dan mendesis-desis. Aku segera melumat bibir Dina dan Dina membalasnya.
Tubuhku mulai berkeringat, menetes dan menyatu dengan keringat Dina. Dina
membuka pahanya lebar-lebar sehingga aku dapat leluasa menggenjot memeknya.
Terdengar kecipak bunyi cairan memek Dina karena sodokan kontolku. “Aku mau nyampe
oom” erang Dina. “Ayo, oom.. Lebih keras! Auu!!” . Aku mempercepat gerakanku
dan dalam hitungan dua menit, Dina menjerit sekeras-kerasnya sambil
menghentak-hentakkan pantatnya ke atas. Tubuhnya menggeletar karena rasa nikmat
yang luar biasa. Pahanya ketat membelit pinggangku dan tangannya memelukku
dengan eratnya. Desah puas terdengar dari mulutnya. “Ayu masih menunggu Din”,
kataku mengingatkan. Dina mengangguk dan melepaskan pelukannya. Aku mencabut
kontolku yang masih tegak keras dan berkilat-kilat karena dilumuri lendir memek
Dina. Dari memek Dina kulihat aliran lendir memeknya. Dina tetap berbaring
dengan paha terbuka dan mata tertutup. Toketnya membusung ke atas, agak memerah
karena remasan dan gigitanku. aku menoleh ke arah Ayu, “Sekarang giliranmu Yu”.
Aku tahu bahwa ayu sudah sangat bernapsu. Langsung aku menyuruh ayu menungging,
aku ingin melakukan lagi doggie style seperti yang kulakukan di kamar mandi
beberapa saat yang lalu. “Ayo,om, ayu udah nggak sabar, nih. Pengen cepat
dienjot kontol om yang gede itu.” “Siapa takut!” sahutku. Karena ayu sudah
sangat terangsang, aku tidak menunggu lama-lama. Langsung saja kuarahkan
kontolku ke arah memeknya. Jembutnya yang hitam lebat itu kusibak, tampaklah
bibir memeknya yang berwarna merah muda dan basah berlendir. Ayu menurunkan
kepalanya hingga bertumpu ke bantal. Pantatnya terangkat. Ayu meremas
ujung-ujung bantal dengan nafasnya berdesah tak teratur. Bulu-bulu halus
tubuhnya meremang, menantikan saat-saat sensasional ketika kontolku akan
menerobos memeknya. Aku makin merapat. Aku mengelus-elus kedua belahan
pantatnya. Perlahan-lahan aku mempermainkan jembut lebat disekitar memeknya
yang sudah basah itu dan kemudian menggesek itilnya. Ayu mengerang-erang
menahan napsunya yang semakin menggila. Pantatnya bergetar menahan rangsangan
tanganku. “Ayo, om”, erangnya. “Udah nggak tahan nih!” . Aku mengarahkan
kontolku yang masih sangat keras itu ke arah memeknya. Kuselipkannya kepala
kontolku di antara bibir memeknya. Ayu mendesah. Kemudian perlahan tapi pasti aku
mendorong kontolku ke depan. kontolku menerobos memeknya. Ayu menjerit kecil
sambil mendongakkan kepalanya keatas. Sejenak aku berhenti dan membiarkan ayu
menikmatinya. Ketika ayu tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang,
mendadak aku menyodokkan kontolku ke depan dengan cepat dan keras sehingga
kontolku meluncur ke dalam memeknya. Ayu tersentak dan menjerit keras. “Aduh
om, enak!” jeritnya. Aku mempercepat enjotan kontolku di memeknya. Semakin
keras dan cepat enjotanku, semakin keras erangan dan jeritannya. “Aa..h.!”
jeritnya nyampe. Ayu terkapar di tempat tidur telungkup, sementara aku belum
juga ngecret. Kemudian ayu kutelentangkan dan aku menaiki tubuhnya, pahaku
menempel erat dipahanya yang mengangkang. Kepala kontolku ditempelkan ke itilnya.
Sambil menciumi leher, pundak dan belakang telinganya, kepala kontol kugerak-
gerakan mengelilingi bibir memeknya yang sudah basah. Ayu merem melek menikmati
kontolku di bibir memeknya, akhirnya kuselipkan kontolku. “Aah”‘ jeritnya
keenakan. Ayu merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit
kumasukkan kontolku. Ayu menggoyangkan pantatnya sehingga kontolku hampir
seluruhnya masuk. “om enjot dong kontolnya, rasanya nikmat sekali”. Perlahan
aku mulai mengenjot kontolku keluar masuk memeknya. Ayu menarik2 sprei tempat
tidur saking enaknya, sementara paha nya dikangkangin lebar-lebar, hingga
akhirnya kakinya melingkar di pantatku supaya kontolku masuk sedalam-dalam ke
memeknya. Ayu berteriak-teriak dan merapatkan jepitan kakinya di pantatku, sambil
menarik kuat-kuat sprei tempat tidur. Aku membenamkan kontolku seluruhnya di
dalam memeknya. “om, aku nyampe lagi..Ahh.. Ahh.. Ahh,” jeritnya. Beberapa saat
kemudian, ayu membuka sedikit jepitan kakinya dipantatku, pahanya kubuka lebar2
dan akhirnya dengan cepat kuenjot kontolku keluar masuk memeknya. Nikmat sekali
rasanya. setelah delapan sampai sembilan enjotan kontolku di memeknya dan
akhirnya kurasakan ada sesuatu yang meledak dari dalam kontolku. Croot..
Croot..Croot.. Croot.. “Yu, Aku keluar”, erangnya. Pejuku muncrat banyak sekali
memenuhi memeknya. Tanganku mencekal pahanya dan menarik erat-erat kearah
kontolku, sehingga kontolku terbenam makin dalamnya di memeknya. Ayu bersimbah
keringat, keringatnya yang bercampur dengan keringatku sendiri. Ayu mencengkam
seprei kuat-kuat, menahan rasa nikmat yang melanda sekujur tubuhnya. Aku
membiarkan kontolku tetap menancap di memeknya dan mendaratkan bibirku di
bibirnya. Kami berpagutan erat. “Oh! nikmatnya!” katanya. “om luar biasa ya,
udah ronde ketiga, bisa bikin aku 2 kali nyampe, dan ngecretnya tetap banyak”.
Aku mencabut kontolku dari memek nya. Pejuku bercampur cairan memeknya, menetes
membasahi pahanya. Kami bertiga rebah di tempat tidur. Aku ditengah diantara
Dina dan ayu. Aku mencium pipi mereka, kami hanya berbaring diam merasakan
kenikmatan yang masih membekas. Akhirnya kami terlelap karena kelelahan. Pagi
harinya ayu terbangun karena tempat tidur bergoyang dengan keras dan terdengar
erangan Dina, aku sudah memulai aktivitas pagi dengan mengen toti Dina. Dina
yang telentang mengangkang menjerit keenakan “Aa..”, jeritnya. kontolku yang
besar dan panjang itu menerobos ke luar masuk memeknya. Dina
menghentak-hentakkan pantatnya ke atas sehingga kontolku menyuruk lebih dalam
lagi. Aku berhenti dan membiarkan Dina menikmatinya. Dina terus mendesis-desis
dan mengerang-erang nikmat. Aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk.
Erangan Dina semakin keras. Toketnya bergoncang-goncang seirama dengan
enjotanku. Dina mencengkam kedua lenganku sementara aku tetap saja mengocok
kontolku keluar masuk dengan cepat. “Cepat.. oom..” gumam Dina, “Dina mau
nyampe..” Aku lebih mempercepat tempo enjotanku. Tiba-tiba Dina menarik tubuhku
hingga aku rebah sepenuhnya di atas tubuh Dina. “Aaahh..”, jeritnya. Tubuh Dina
bergetar hebat. Pantatnya dihentak- hentakkannya ke atas. Pahanya terangkat dan
membelit pantatku sehingga menyatu sepenuhnya. Nafasnya terengah-engah. Aku
mencabut kontolku yang berlumuran dengan cairan memek Dina, masih keras karena
belum ngecret. “Sekarang giliranmu Yu”, bisiknya. Tubuh Ayu kuraihnya dan
toketnya menjadi sasaran remasanku. Tanganku satunya merambah jembutnya yang
lebat. “Aah om”, erang Ayu. “om kuat sekali ya”. Aku tidak menjawab, hanya
terus saja meremas2 toketnya. Ayu bangun dan segera mengemut kontolku, dijilati
cairan yang melumuri kontol itu, dan kemudian kepalanya yang besar itu terbenam
didalam mulutnya. Ayu mengangguk2kan kepalanya sehingga kontol besar itu keluar
masuk di mulutnya. Aku mengerang keenakan. Jari2ku terbenam di dalam memeknya
yang sudah basah karena menonton adegan syur antara aku dan Dina, napsuku juga
sudah berkobar2 dari tadi. Ayu telentang dengan mata tertutup dan pahanya sudah
mengangkang lebar siap untuk dien tot. Ayu menyudahi emutannya. Aku menaiki ayu
dan mengarahkan kontolku yang masih keras ke memeknya. kontolku diusap-usap di
bibir memeknya. Ayu mendesis dan mulai menggelinjang. Kepala kontolku
perlahan-lahan mulai menguak bibir memeknya yang telah basah. Aku menekan
kontolku sedikit demi sedikit dan kurasakan kontolku mulai memasuki memeknya.
Ayu mulai mendesah-desah. Tiba2 aku menyurukkan kontolku ke dalam memeknya.
“Aaa..” jeritnya keras. Matanya membelalak. kontolku menancap dalam sekali di
memeknya. Kemudian aku mulai menggerak-gerakkan kontolku keluar masuk. Tanganku
menyusup ke punggungnya dan memeluknya erat. Mulutku terbenam di lehernya.
“Lebih keras lagi om”, erangnya. Aku memompa kontolku keluar masuk semakin
bersemangat. Keringat mengucur dari seluruh tubuhku, bercampur dengan
keringatnya. Aku mengangkat sedikit dadanya. Mulutku segera menerkam toket
kirinya yang berguncang-guncang itu. Dari toket kiri dia beralih ke kanan. ”
om, aku mau nyampe lagi”, katanya terputus-putus. “Aku juga”, sahutku. Aku
meningkatkan kecepatan genjotan kontolku . Ayu menjerit-jerit semakin keras,
dan merangkulku erat-erat. Ayu sudah nyampe. Akhirnya dengan satu hentakan
keras aku membenamkan kontolku dalam-dalam. Ayu menjerit keras. Pantat
dihentak- hentakkannya ke atas. Paha diangkat membelit pinggangku mengiringi
muncratnya pejuku ke dalam memeknya. Sungguh pagi yang meletihkan tapi sangat
nikmat. Sekitar sepuluh menit aku diam membiarkan kenikmatan itu mengendur
perlahan-lahan. Aku melepaskan kontolku dan terhempas ke atas kasur empuk di
antara Ayu dan Dina. Setelah beberapa saat beristirahat, kami beralih ke kamar
mandi dan membersihkan tubuh. Kami saling menyirami dengan air hangat. Ayu dan
Dina menggosokkan body foam ke badanku. Tidak dengan tangan tetapi dengan toket
masing-masing. Diperlakukan seperti itu aku terangsang kembali. Perlahan-lahan
kontolku mulai bangun lagi. “Wuii.. Si ujang sudah bangun nih”, goda Ayu sambil
mengelus kontolku, “Sesudah ini kita makan dan mulai ronde berikutnya”,
lanjutnya. Acara mandi selesai dan aku memesan makan pagi untuk kita bertiga. Ketika
pesanan makan pagi datang, Ayu dan Dina bergegas kembali ke kamar mandi karena
masih bertelanjang bulat. Aku menerima pesanan makan itu hanya dengan
berlilitkan handuk di pinggang. Makanan yang tersedia disantap dengan lahap,
setelah selesai kembali kami berbaring di tempat tidur yang sudah acak2an
sepreinya. Ayu segera memulai aksinya, dengan penuh napsu segera kontolku
diemutnya, dikocok2nya dikeluar masukkan ke mulutnya sehingga keras kembali.
“Ayo”, kataku, “Sekarang kalian menungging. Aku mau doggy-style”. Tanpa
berkata-kata Ayu dan Dina segera melaksanakan perintahku. Aku memandang pantat
mereka, tanganku mengelus2 memek mereka dari belakang. itilnya kugesek2. “Ayo
oom”, kata Ayu, “sudah nggak sabar nih!”. Aku mengarahkan kontolku yang sudah
mengeras ke arah memek Ayu. Tanpa kesulitan, kontolku menembus memek Ayu yang
telah basah itu. Beberapa menit mengenjot memek Ayu, aku lalu beralih ke Dina.
Dina menjerit kecil ketika kontolku menerobos memeknya. Aku mengenjot perlahan
lalu semakin cepat. Dina mengerang keras. Beberapa menit kemudian aku beralih
ke Ayu. Begitu seterusnya berkali2. Akhirnya aku mengenjot memek Ayu dengan
keras. Ayu menjerit keras dan terus mengerang-erang ketika kontolku bergerak
keluar masuk memeknya. Aku mempercepat gerakan kontolku dan menghentak keras.
Ayu menjerit keras, nyampe dan rebah ke atas tempat tidur. Melepaskan diri dari
Ayu, aku beralih ke Dina. Dengan cepat aku menelentangkan Dina, kemudian
menghujamkan kontolku ke dalam memeknya. Dina juga menjerit keras. toketnya
berguncang2 seirama dengan enjotan kontolku. “Aaauu, om” jeritnya, “Dina mau
nyampe!” “Aku juga”, balasku sambil menghentakkan kontolku keras-keras. Aku
rubuh ke atas tubuh Dina, dina kutindih. Di saat itu kurasakan deras pejuku
memancar ke dalam memeknya. Aku letih, juga Dina dan Ayu. Ayu merangkak
mendekat dan aku mengelus-elus kepalanya. Aku bangun. dina dan Ayu juga. Aku
duduk di tempat tidur. Dari memeknya pejuku bercampur dengan ciranku menetes
keluar. Aku merangkul bahu mereka. “Terima kasih Din, terima kasih yu”, kataku,
“Harusnya ayu yang berterima kasih ke om, karena om sudah memberikan kenikmatan
yang sangat buat ayu”.
Tamat
Cerita
ngentot, cerita sex, cerita porno, cerita seru, cerita panas, cerita hot,
cerita senggama, seru ngentot, seru porno, cerita cabul
Tidak ada komentar:
Posting Komentar